Rabu, 10 Februari 2010

Penggunaan Kekerasan Fisik Dalam Pendidikan; Tugas 1

Kasus
Sewaktu saya berada di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), kami memiliki seorang guru wanita yang terbiasa menggunakan kekerasan fisik seperti memukul dan mencubit (walaupun tidak sampai cedera). Dia adalah guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi saya lupa siapa namanya. Hal tersebut dilakukannya apabila siswanya nakal atau tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan olehnya. Oleh karena itu tidak ada seorang siswa pun yang menyukainya, justru malah membencinya. Setiap dia memasuki ruangan kelas jantung kami berdebar-debar dengan kencang, tidak ada senyum ceria di wajah kami dan timbul rasa kecemasan. Begitu juga dengan ibu itu, tidak pernah saya melihatnya tersenyum ataupun tertawa. Dia selalu memasang ekspresi marah di wajahnya. Ketika dia mengalami kecelakaan dan tidak dapat mengajar selama seminggu, kami sangat bahagia karena tidak ada punishment yang akan diberikannya kepada kami. Mungkin waktu itu kami masih terlalu kecil untuk memahami apa gunanya punishment yang diberikan oleh ibu itu kepada kami. Ternyata setelah saya bertambah dewasa, saya mengerti apa sisi positifnya apabila punishment diberikan kepada siswa. Walaupun juga terdapat sisi negatifnya. Yang dapat saya simpulkan adalah siswa dapat lebih menghormati dia sebagai guru serta tidak menyepelekannya karena pada saat sekarang ini banyak sekali siswa yang kurang hormat kepada gurunya dan menganggap guru sebagai teman. Hal tersebut juga karena kesalahan gurunya yang menempatkan diri sebagai teman bagi siswa dan tidak adanya sikap ketegasan serta kewibawaan seorang guru. Kesimpulan lainnya yang dapat saya tarik adalah disiplin dapat ditegakkan selama proses belajar, serta siswa harus belajar sebelumnya agar bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sangat sedikit siswa ataupun mahasiswa yang mau mengulang pelajaran atau mempelajari pelajaran yang akan dijelaskan pada keesokan hari apabila tidak ada paksaan dari pengajar. Karena saya juga merupakan salah satunya. Oleh karena itu ketika ujian dilaksanakan, kami dapat menjawab soal-soal tersebut dan akhirnya mendapatkan nilai yang baik di kelas.


Pembahasan

Dampak Psikologis Kekerasan di Sekolah
Pengalaman masa lalu adalah salah satu tipologi psikologis dari seorang anak, jadi pengalaman masa lalu yang pernah didapatkan seorang anak baik kekerasan fisik, kekerasan mental, dan beberapa pengalaman pahit dialami semasa kecil akan terus berdampak pada saat dewasa. Disadari atau tidak, apa yang dilakukan dalam pendidikan tradisional telah membentuk psikologi sosial masyarakat Indonesia yang saat ini masih banyak menggunakan tindakan kekerasan dalam komunitas sekolah seperti perilaku guru terhadap siswa ataupun kakak kelas terhadap adik kelas (senior dan junior). Dampak yang akan muncul dari kekerasan akan melahirkan pesimisme dan apatisme dalam sebuah generasi. Selain itu terjadi proses ketakutan dalam diri anak untuk menciptakan ide-ide yang inovatif dan inventif. Kepincangan psikologis ini dapat dilihat pada gambaran anak-anak sekolah saat ini yang cenderung pasif dan takut berbicara dimuka kelas. Sedangkan dalam keluarga, anak yang sering diberi hukuman fisik akan mengalami gangguan psikologis dan akan berperilaku lebih banyak diam dan selalu menyendiri, selain itu terkadang melakukan kekerasan yang sama terhadap teman main atau ke orang lain.



Referensi buku:
Lahey, Benjamin B. Psychology an Introduction, Ninth Edition. Chicago: McGrawHill. 2007
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2008
Referensi lain:
www.google.com

Ditulis oleh Rini Wulandari
9 Februari 2010

0 komentar:

Posting Komentar