Jumat, 26 Februari 2010

Proposal Proyek

Judul proyek: Bekerja dengan pemikir operasional konkret

Saat ini kami sedang mengerjakan proyek kecil-kecilan, tapi masih berupa proposal. Juga ada dokumentasinya lho.

Sabtu, 20 Februari 2010

Ubiquitous Computing – Era Ketiga dari Revolusi Komputer; Tugas 2

Pengertian Ubiquitous Computing
Setelah saya membuka kamus.net , ubiquitous artinya ‘ada dimana-mana’, jadi kalau digabungkan dengan computing, artinya yaitu komputasi yang ada dimana-mana. Ubiquitous computing adalah paradigma baru yang dibangun agar dikemudian hari setiap benda yang ada di dunia, termasuk manusia itu sendiri menjadi unit-unit yang terintegrasi dalam suatu jaringan besar. Bila bisa dianalogikan, dengan adanya ubiquitous computing, dunia dan segala isinya adalah computer-computer client yang saling terhubung dengan satu server.
Sedangkan menurut kamus Merriam-Webster, kata ubiquitous bisa diartikan sebagai ‘ada diberbagai tempat dalam waktu yang sama’. Sehingga konsep ubiquitous computing, atau ubiquitous network itu mungkin bisa diterjemahkan secara sempit misalnya sebagai kemampuan akses ke sebuah network (internet) di mana saja dan kapan saja.
Walau sebagian besar masyarakat umum belum menyadari, namun pada dasarnya saat ini kita telah berada di era ketiga dari revolusi komputer, yaitu era ubiquitous computing. Era di mana komputer dapat ditemukan di mana saja, di telepon seluler, toaster, mesin cuci, mesin game, bahkan pada kartu pintar (smart card). Bila pada era pertama dari revolusi komputer ditandai dengan komputer mainframe yang berukuran raksasa dan digunakan bersama-sama oleh banyak orang (one computer many people), era kedua ditandai dengan eksistensi dan perkembangan dari personal computer (one computer one person), maka pada era ketiga ini seseorang dalam kehidupannya sehari-hari dapat berinteraksi dengan banyak komputer (one person many computers).
Istilah ubiquitous computing pertama kali dimunculkan oleh Mark Weiser, seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1988 pada sebuah forum diskusi di lingkungan internal pusat riset tersebut.

Hubungan Ubiquitous Computing dengan E-learning
Hubungan antara ubiquitous computing dengan e-learning adalah dengan adanya komputer baru ini mungkin lebih cocok untuk pendidikan, ketimbang komputer personal. Perangkat baru ini dapat disediakan kepada lebih banyak murid ketimbang komputer desktop. Perangkat baru ini, dipasangkan dengan jaringan murah, dan murid dapat membawanya ke mana saja untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka serta bisa dibawa pulang. Sehingga tidak ada batasan antara ruang dan waktu.
Dan juga dengan adanya e-learning ini maka murid dapat memperkecil penggunaan buku yang banyak memakai kertas. Dan kita dapat meghindari global warming.


Referensi buku:
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2008
Munir, M.IT. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. 2008
Referensi lain:
Ditulis oleh Rini Wulandari
19 Februari 2010

Sabtu, 13 Februari 2010

Tugas Diskusi Kelompok Psi. Pendidikan (2)

Ibu Dina memberikan kami permainan kelompok yaitu menyuruh kami untuk membuat kapal layar sebanyak-banyaknya yang dilengkapi oleh tiga komponen dasar yang terdiri dari layar, tiang dan badan kapal dengan waktu yang ditentukan. Setelah itu semua kapal yang telah dibuat oleh masing-masing anggota dijumlahkan. Kami hanya bisa membuat 38 kapal. Sedangkan kelompok lainnya bisa sampai ratusan, sehingga kami berada di urutan yang paling akhir. Kemudian kami diberikan semacam tusuk sate yang diatasnya terdapat gambar binatang (tidak semua anggota mendapat gambar binatang yang sama). Setelah itu kami disuruh untuk membuat kalimat yang didalamnya terdapat kata binatang dan juga jumlah dari masing-masing kapal yang kami buat. Kemudian kalimat dari masing-masing anggota disatukan dan dijadikan sebuah paragraf. Dan kami harus mempresentasikannya. Paragraf yang kami dibuat yaitu “Pada hari minggu pagi, adik dan ibu pergi berlibur ke rumah kakek dan nenek. Di rumah kakek dan nenek saya ada 10 ekor ayam. Kemudian ayam kakek bertelur sebanyak 7 butir. Di rumah kakek dan nenek, adik memelihara ikan mas koki. Ikan mas koki adik ada 8 ekor. Pada sore harinya, ibu menjual 8 ayam betina di pasar dari hasil ternak kakek. Kemudian sepulangnya dari pasar, ibu membeli 5 bungkus sate ayam untuk makan malam bersama kakek dan nenek.” Dari permainan tersebut, maka hal positif yang dapat diambil adalah kita dapat melatih berpikir cepat, memberi alasan yang logis, serta melatih kekompakkan kerja didalam tim.

My testimonial:
Belajar sambil bermain sangat mengasyikkan, sehingga tidak terkesan monoton. Permainannya juga seru jadi gak buat ngantuk. Two thumbs up deh buat Bu Dina.

Rabu, 10 Februari 2010

Penggunaan Kekerasan Fisik Dalam Pendidikan; Tugas 1

Kasus
Sewaktu saya berada di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), kami memiliki seorang guru wanita yang terbiasa menggunakan kekerasan fisik seperti memukul dan mencubit (walaupun tidak sampai cedera). Dia adalah guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi saya lupa siapa namanya. Hal tersebut dilakukannya apabila siswanya nakal atau tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan olehnya. Oleh karena itu tidak ada seorang siswa pun yang menyukainya, justru malah membencinya. Setiap dia memasuki ruangan kelas jantung kami berdebar-debar dengan kencang, tidak ada senyum ceria di wajah kami dan timbul rasa kecemasan. Begitu juga dengan ibu itu, tidak pernah saya melihatnya tersenyum ataupun tertawa. Dia selalu memasang ekspresi marah di wajahnya. Ketika dia mengalami kecelakaan dan tidak dapat mengajar selama seminggu, kami sangat bahagia karena tidak ada punishment yang akan diberikannya kepada kami. Mungkin waktu itu kami masih terlalu kecil untuk memahami apa gunanya punishment yang diberikan oleh ibu itu kepada kami. Ternyata setelah saya bertambah dewasa, saya mengerti apa sisi positifnya apabila punishment diberikan kepada siswa. Walaupun juga terdapat sisi negatifnya. Yang dapat saya simpulkan adalah siswa dapat lebih menghormati dia sebagai guru serta tidak menyepelekannya karena pada saat sekarang ini banyak sekali siswa yang kurang hormat kepada gurunya dan menganggap guru sebagai teman. Hal tersebut juga karena kesalahan gurunya yang menempatkan diri sebagai teman bagi siswa dan tidak adanya sikap ketegasan serta kewibawaan seorang guru. Kesimpulan lainnya yang dapat saya tarik adalah disiplin dapat ditegakkan selama proses belajar, serta siswa harus belajar sebelumnya agar bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sangat sedikit siswa ataupun mahasiswa yang mau mengulang pelajaran atau mempelajari pelajaran yang akan dijelaskan pada keesokan hari apabila tidak ada paksaan dari pengajar. Karena saya juga merupakan salah satunya. Oleh karena itu ketika ujian dilaksanakan, kami dapat menjawab soal-soal tersebut dan akhirnya mendapatkan nilai yang baik di kelas.


Pembahasan

Dampak Psikologis Kekerasan di Sekolah
Pengalaman masa lalu adalah salah satu tipologi psikologis dari seorang anak, jadi pengalaman masa lalu yang pernah didapatkan seorang anak baik kekerasan fisik, kekerasan mental, dan beberapa pengalaman pahit dialami semasa kecil akan terus berdampak pada saat dewasa. Disadari atau tidak, apa yang dilakukan dalam pendidikan tradisional telah membentuk psikologi sosial masyarakat Indonesia yang saat ini masih banyak menggunakan tindakan kekerasan dalam komunitas sekolah seperti perilaku guru terhadap siswa ataupun kakak kelas terhadap adik kelas (senior dan junior). Dampak yang akan muncul dari kekerasan akan melahirkan pesimisme dan apatisme dalam sebuah generasi. Selain itu terjadi proses ketakutan dalam diri anak untuk menciptakan ide-ide yang inovatif dan inventif. Kepincangan psikologis ini dapat dilihat pada gambaran anak-anak sekolah saat ini yang cenderung pasif dan takut berbicara dimuka kelas. Sedangkan dalam keluarga, anak yang sering diberi hukuman fisik akan mengalami gangguan psikologis dan akan berperilaku lebih banyak diam dan selalu menyendiri, selain itu terkadang melakukan kekerasan yang sama terhadap teman main atau ke orang lain.



Referensi buku:
Lahey, Benjamin B. Psychology an Introduction, Ninth Edition. Chicago: McGrawHill. 2007
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2008
Referensi lain:
www.google.com

Ditulis oleh Rini Wulandari
9 Februari 2010

Senin, 08 Februari 2010

Tugas Diskusi Kelompok Psi. Pendidikan (1)

Permasalahan :
Bagaimana pandangan dan penilaian klompok anda sehubung dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti makul psi. pdk 3 sks t.a 2009/2010, harus mmiliki email n blog d tinjau dr uraian psikologi pendidikan fenomena pdd di indo, khusunya medan.

Pembahasan :
- setiap mahasiswa memiliki kewajiban dalam menjalankan tugas yang telah ditentukan bukan menjadi penghalang dalam mengikuti 3 sks atau bahkan bisa lebih dari 3 sks,hal ini memicu para mahasiswa untuk dapat berpacu dalam mata kuliah yang telah menjadi perioritas ketentuan yang telah ditetapkan.dalam hal ini keahlian tekhnologi sekarang ini adalah salah satu cara pembelajaran yang cukup penting. Karena dengan adanya tekhnologi modren sekarang kita dapat berkomunikasi dengan cepat tanpa adanya batas ruang dan waktu, dan mempersiapkan mahaiswa untuk mencari pekerjaan dimasa yang akan datang, yang akan sangat membutuhkan tekhnologi dan keahlian berbasis komputer.
Dan kita juga dapat bersosialisasi labih luas, meskipun hanya melalui dunia maya, namun seakan-akan dapat dirasakan scara langsung.
Oleh karena itu, setiap mahasiswa/i diperlukan accaunt e-mail kreasi blog, dan jaringan pertemanan (facebook, friendster, twitter) untuk memperluas wawasan, dan berbagai info agar tidak kelihatan gaptek.
Dan pada pembelajaran mata kuliah psikologi pendidikkan ini, sistem ini sangat membantu, selain mencegah terjadinya global warming, karena banyakknya penebangan pohon untuk membuat kertas. Mempunyai emai dan blog, juga dapat mempersingkat waktu dalam menyebarkan informasi. Seperti pemberian tugas, hanya di upload melalui blog, dan seluruh member dapat mengetahuinya dan men-download-nya secara cepat.
Dengan demikian perkembangan kurikulum yang berbasis TIK, sebagai produk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam sistem pendidikkan nasional sudah tidak dapat dipisahkan.
- dalam hal ini dunia pendidikan di Indonesia tidak berkembang dan maju dengan pesat dikarenakan Rendahnya kualitas SDM kita dan kurikulum pendidikan kita yang selalu berganti nama itu tetap saja dalam pelaksaannya lebih menekankan pada kecerdasan otak seperti menghafal rumus-rumus, tahun-tahun riwayat sejarah, kosakata dan sebagainya, tidak menekankan pada kecerdasan emosi dan kualitas dalam praktek yang akan menjadi keterampilan hidup peserta didik di masa depan.dalam hal ini membuat dunia pendidikan di Indonesia khususnya kota medan belum memiliki criteria yang di inginkan. Disebabkan oleh penyampaian informasi dan sistem pengajaran yang belum efektif.

Nama Kelompok :
09-027 Risky Amelia
09-029 Chairuna Syahputri Nst
09-057 Fadhilla Azwani
09-069 Shoffa Malini
09-087 Rini Wulandari

Rabu, 03 Februari 2010

Kata-kata mutiara

“Elemen terpenting kita bukan pada otak, namun pada apa yang menuntun otak kita–kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif.”
Fyodor Dostoyevsky (1821-1881), Novelis Rusia

“Kecantikan bukan berada pada raut wajah, dia terpancar bagai serunai sinar dari dalam hati.”
Kahlil Gibran (1883-1931), Pujangga


“Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian.”
Henry Van Dyke, Pujangga AS